|
Foto bersama di Puncak Rantemario |
Via jalur BONE-BONE, kutapaki langkah sepatu menuju Puncak
Rantemario.
Bermodalkan semangat, fisik, dan mental serta logistik seadanya tak
membuat saya patah semangat untuk kembali duduk di trangulasi, titik tertinggi
Sulawesi. Hampir 2bulan mempersiapkan fisik itu lebih dari cukup, dan beberapa
cerita dari senior saya di organisasi semakin membuatku semangat. Dari beberapa
cerita beliau, satu yang aku pahami mendaki Puncak Rantemario via BONE-BONE
jalurnya memang pendek tapi sangat terjal dan persediaan air yang begitu minim.
Apalagi BONE-BONE yang dikenal dengan kawasan bebas asap rokok pertama di
dunia, bagi saya mungkin hal wajar karena saya memang bukan perokok. Lalu,
bagaimana dengan mereka yang memang perokok aktif. Menahan cuaca dingin, dengan
tidak merokok mungkin suatu hal yang susah. Tapi, sebagai pendatang kami harus
tetap menghargai peraturan dusun tersebut. Sanksi yang mereka berikan tidak
tanggung-tanggung, kena sanksi atau tinggal di dusun tersebut selama seminggu
mengabdi, dalam artian kami harus membantu mereka bekerja.