Senin, 22 Juni 2015

Gunung Mekongga gunung Tertinggi Sulawesi Tenggara

Puncak Gunung Mekongga terlihat dari jalur pendakian
Gunung Mekongga adalah gunung tertinggi di sulawesi tenggara yang Membentang di sisi utara wilayah Kabupaten Kolaka tepatnya di Kabupaten Kolaka Utara. Kawasan pegunungan ini merupakan jajaran pegunungan Verbeck yang puncak-puncaknya terdiri dari jenis batuan karst dataran tinggi. dengann puncak tertinggi 2620  Meter dari permukaan laut,


Nama Mekongga berasal dari cerita rakyat negeri sorume kini bernama Kolaka yang berkisah tentang pertempuran seorang kesatria dengan seekor burung elang raksasa yang penduduk lokal menyebutnya dengan nama burung Konggaa. Para penduduk resah karena burung tersebut sering membuat onar dan mengganggu kehidupan rakyat karena besarnya burung tersebut bisa memakan ternak peliharaan bahkan manusia. Kemudian tampillah seorang Pemuda gagah berani yang bernama Tasahea yang berhasil menewaskan burung raksasa tersebut dan jatuh di puncak gunung kemudian diberi nama Gunung Mekongga.


Secara geologis wilayah pegunungan ini terbentuk dari atol yang pengalami pengangkatan dan pengayatan sekitar ratusan juta tahun yang lalu. Fenomena ini kemudian memberi ruang bagi jenis flora dan fauna yang khas dan kemudian menjadi biota endemic yang hanya terdapat di wilayah ini diantaranya:
  1. Anoa dataran tinggi (hewan endemic Sulawesi), melewati jalur pendakian menuju puncak tertinggi pegunungan ini anda akan menemukan ribuan jejak  dan kotoran Anoa, dan jika beruntung anda bias melihatnya secara langsung. Hampir semua pendaki gunung yang mengin jakkan kakinya di puncak ini melihat hewan ini.
  2. Rangkong Sulawesi, Burung endemic sulawesi yang besar, anda dapat melihatnya terbang dan hinggap di pohon-pohon beringin sepanjang jalur pendakian
  3. Tarsius, hewan kecil yang lincah, suaranya menemani anda di Camp-Camp pinggir sungai.
4.      Flora-flora indah, berbagai jenis bunga Angrek dapat anda jumpai sepanjang jalur pendakian, seperti anggrek tanah Sorumeh dengan berbagai warna (khas Sultra), angrek yang menempel dipohon-pohon. Bagi anda pencinta Hoya (tumbuhan gantung) yang berbunga anda dapat melihat Hoya dengan bunga yang besar (merupakan species baru) yang hanya ditemukan diwilayah ini. Anda dapat pula menikmati puncak yang ditumbuhi berbagai jenis pohon Vacsinium dan Medinela dengan keharuman bunganya. Begitu pula berbgai jenis pandan berbunga dan harum dan juga muda ditemua Kantong semar (Naphenthes) yang menjadi tanaman endemic gunung mekongga.
5.      Tawon Raksasa endemic mekongga yang berhasil ditemukan oleh peneliti dari lipi dan beberapa Flora Fauna yang hingga saat ini tersimpan dalam kawasan pegunungan Mekongga.




























sehingga gunung mekongga sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat penelitian dan kegiatan pendakian, Penelusuran Gua dan kegiatan Outdor lainya. Jalur pendakian berawal dari kampung terakhir yang terletak di desa Tinukari Kec. Wawo Kabupaten Kolaka Utara ini satu satunya jalur untuk menuju puncak gunung tersebut.

Rute Pendakian:
Desa Tinukari ini berada 300 km sebelah Barat daya dari Kota Kendari dan 99 km dari kota Kolaka. Di desa ini dihuni oleh masyarakat suku Tolaki Mekongga yang merupakan turunan dari kerajaan Mekongga dan ada beberapa suku pendatang yang jadi penduduk didesa ini seperti : suku Toraja, Luwu, Kajang,dll yang kini menjadi penduduk yang bermukim dan bercocok tanam didaerah ini.
Adapun Rute perjalanan menuju puncak Mekongga dipaparkan sebagai berikut:
Menuju Pos I
Penyebrangan pertama
Perjalanan dimulai setelah menyelusuri jalan aspal desa dan masuk ke jalan setapak didalam kebun coklat, kemudian akan bertemu sebuah sungai dengan lebar sekitar 15 meter berarus cukup deras dengan kedalaman setinggi pinggang orang dewasa. Kemudian jalan setapak yang sering dipakai oleh penduduk yang terus mengikuti sungai. Sebelum mencapai sungai Aala Mosembo dan Aala Tinukari. kita akan dihadapakan oleh 4 sungai lainnya hingga memulai tanjakan yang cukup menguras keringat untuk tiba sebuah rumah kebun milik Pak Basir,
Penyebrangan terakhir menuju Pos I
beliau merupakan salah satu petani cokelat yang berasal dari Tanah Toraja yang telah lama berkebun di daerah jalur pendakian pegunungan mekongga yang dijadikan di Pos I dengan titik kordinat (S.03º38’08,3” E. 121º38’35,0” Z 182 Mdpl)
Sekirat 2 jam berjalan dari Pos I dengan relative landai dan melawati jalur bekas jalan HBI (Hasil Bumi Indonesia) yaitu sebuah perusahaan logging kayu pernah beroperasi tahun 1996. Kemudian tutup setelah diprotes oleh masyarakat akibat kerusakan lingkungan yang ditimbukannya. Sepanjang jalan beakas HBI yang sudah tertutup oleh ilalang dan rotan banyak ditemukan kotoran sapi. Yang konon merupakan sapi milik DI/TII dulu. Sapi-sapi tersebut sengaja dilepas di hutan ini sebagai
Pos 1 (Rumah Kebun Bapa Jumarin)
ransum para tentara DI/TII jaman perang dahulu.













Menuju Pos II
Kebun Coklat di Pos 2

Rumah Pak Basir sekaligus Camp 1 Pos 2
(S. 03º38’31,4” E. 121º05’42,5” E. 394 Mdpl) yang juga rumah kebun warga yang sangat terbiasa dengan kedatangan para pendaki untuk kemudian dijadikan sebagai tempat ngecamp malam pertama pendakian normal. dari pos 1 ke pos 2  kita butuh waktu kurang lebih dua jam dengan jalur mendaki.


Menuju Pos III

Setelah melawati kebun coklat milik warga kembali memasuki jalan HBI selama kurang lebih 5 jam berjalan kemudian memasuki Pos III (S. 03º38’40” E. 121º07’33.4” Z. 692 Mdpl) yang berada disekitar aliran sungai kecil yang cukup untuk beristirahat sejenak untuk melepas lelah sebelum melanjutkan ke pos berikutnya dari pos ini hingga puncak kita tidak lagi menjumpai rumah kebun sebagai pos, di jalur ini biasanya banyak pendaki yang terkeco dengan pertigan jalur biasanya pendaki mengambil arah ke kanan hingga sampai ke sungai iwoi mendaa sebaiknya pendaki mengambil arah kiri untuk menuju rute pendakian yang sebenarnya.
Menuju Pos IV
sesat setelah pengerjaan tugu selesai

Tugu NKRI dibangun pada tahun 2013
Jalur menuju pos IV dipenuhi semak belukar yang dapat menyita waktu cukup lama apa lagi jika jalur ini lama tidak dilalui oleh pendaki, Sekitar 500 M sebelum sampai di Pos IV (S. 03º38’18,7” E. 121º10’22,1” Z. 1109 Mdpl) kita akan menjumpai tugu NKRI yang di pasang oleh Team Ekspedisi NKRI pada tanggal 20 Mei 2013 yang meliputi TNI, POLRI, POL PP Kolaka, KNPI dan Mapala USN Kolaka sebelumnya pendaki ngecamp di Pos IV akan tetapi setelah adanya tugu NKRI pendaki lebih memilih memasang tendanya untuk bermalam di tempat ini (malam ke 2 normal) yang juga memiliki tempat cukup luas dan dekat dengan sumber aliran air.

Menuju Pos V

Pos V (S. 03º 38’17.5” E. 121º 11”35,3” Z. 1443 Mdpl) yang juga dikenal oleh Pendaki Lokal dengan istilah Pos Poya Poya, menempuh jalur ini hampir sama dengan jalur sebelumnya, dari pos III sangatlah rumit yang dikarenakan banyaknya lonsoran yang membuat jalan terputus selain itu semak belukar yang begitu rapat membuat lambat perjalanan. di pos ini ketersediaan Air masih sangat banyak dengan aliran air yang mengalir di pinggir gunung melalui celah batu.biasanya di Pos ini di jadikan tempat Camp pertama disaat turun dari puncak.

Menuju Pos VI
Puncak HBI 


Kondisi Pos VI 
air Cocacola 
bagian lain air cocacola
Pos VI adalah Pos terakhir dijalur HBI untuk menggapai pos ini dari Pos V begitu menguras tenaga dan kesabaran karena jalur ini pendaki akan menempuh Puncak HBI dimana dari puncak ini pendaki akan diseguhkan dengan keindahan bentang alam yang begitu luar biasa sehingga biasanya ditempat ini para pendaki mengabadiakannya denga berfoto (hati hati terpeleset), ada pun hal yang harus diperhatikan dari Pos V pendaki mengambil arah sebelah kiri dan menanjak, dari puncak HBI dan kemudian menurun menepi ke arah kanan sekitar 30 menit untuk sampai di Pos VI (S. 30º37’56,8” E. 121º13’15,5” Z. 1890 Mdpl) yang juga menjadi tempat Camp ke tiga, Pos ini terletak di sisi panggiran kubangan dengan pendaki akarap disapa dengan nama danau Cocacola karena warnanya yang menyerupai minuman tersebut air danau inilah yang menjadi air untuk dikonsumsi hingga menuju pos VII.











Menuju Pos VII
Batu meriam di Pos VII

Sekitar Kurang dari 3 jam perjalanan dan melewati hutan lumut dengan vegetasi yang rapat jalur pendakian naik turun punggungan, kita harus waspada sewaktu berjalan agar tidak salah punggungan, karena bentuk punggungan gunung ini yang mengarah kesegala arah dengan kondisi hampir sama. Kemudian jalan setapak akan sampai didaerah bebatuan yang di sebut Mosero-sero daerah ini diyakini oleh penduduk setempat sebagai pusat kerajaan jin untuk daerah Kolaka Utara. Disini terdapat sebuah batu yang seperti meriam dan moncongnya menghadap kearah “KABAH” arah Shalat atau kiblat) disini juga dijadikan sebagai Pos VII (S. 03º38’43,4” E. 121º13’55,9” Z. 2352 Mdpl)
Menuju Pos VIII
Tracking Sepanjang hari
Dari batu meriam rute pendakian semakin sulit namun dapat dinikmati oleh pendakiki dimana dijalur ini kita disuguhkan karst sepanjang jalan menuju pos VIII salah satunya kita temui puncak karst yang juga menjadi rute pperlajanan pendakian dari puncak ini sekitar 20 menit merjalan jika beruntung kita mendapatkan sumber air yang mengalir dan tertampung yang begitu jernih sekaligus sumber air terakhir hingga menggapai puncak, untuk sekedar jaga jaga sebaiknya membawa air dari danau Coca Cola jika ditempat ini persediaan air terpenuhi maka air Cocacola dapat diganti dengan air yang jernih, sekitar 3 jam dari puncak Karst untuk sampai di Pos VIII (S. 03º39’45,5” E. 121º14’12,5”/ X. 0304164 Y. 9594974. Z. 2520 Mdpl) menjadi Camp ke 4 yang berada di kaki Gunung Mekongga. dari Pos VIII butuh Waktu kurang dari 1 jam untuk sampai di puncak Gunung Mekongga
Puncak gunung Mekongga merupakan batuan gamping, untuk menuju puncaknya harus beberapa kali berpindah punggungan dengan cara melipir. Mendekati puncak para pendaki akan dihadapkan oleh sebuah tebing curam, tidak ada jalan lain menuju puncak mekongga selain harus memanjat tebing. Tantangan cukup sulit dan butuh tehnik tinggi dan ekstra hati-hati karena bebatuan tebing di sana cukup rapuh dan mudah lepas. Puncak Mekongga sendiri berupa hamparan bebatuan tajam yang cukup luas sehingga para pendaki tidak dapat mendirikan tenda Camp pada puncak ini.
Untuk kembali butuh 2 bahkan 3 hari lamanya untuk sampai di kampung dari Pos VIII jika memungkinkan pendaki langsung menuju Pos V (Pos Poya Poya) untuk nge Camp tergantung kondisi anda. ke esokan hari kemudian melanjutkan perjalanan ke perkampungan, jika tidak memungkinkan dari Pos VIII Camp di Pos VI dan selanjutnya Camp di Pos II atau Pos I dari Pos ini kemudian menuju perkampungan dan Kembali ketempat asal.
Top Mekongga 







PERISINAN
Untuk memudahkan anda melakukan mendakian sebaiknya anda bersurat ke Camat Wawo, Pelsek Ranteangin (wilayah kerja membawahi beberapa camat) dan desa Tinukari untuk penelitian bersurat ke Bupati Kolut (Cq Kesbang Pol) 
TANTANGAN MENDAKI DI PENGUNUNGAN MEKONGGA
Mendaki puncak tertinggi pegunungan ini, dibutuhkan sekitar 7 hari pulang pergi dijalur yang telah ada. Bagi para petualang sejati kawasan ini menyajikan petualangan yang menantang diantaranya:
  1. Menyebrangi dan susur sungai  yang lebarnya sekitar 15-25 M dengan kedalaman 1-3 m dengan arus yang kuat dan berbatu
  2. Tracking sepanjang hari dengan rute perjalanan pulang pergi menempuh jarak sekitar 70 km mulai dari titik star dengan ketinggian 17 mdpl menuju 2620 Mdpl.
  3. Survival air, karena puncak-puncak Mekongga adalah bentukan dari batuan karst maka tidak terdapat mata air-mata air disekitar puncak sehingga bagi para pendaki harus membawa persediaan air selama 2 hari, jika tidak anda akan survive dan menunggu hujan turun jika beruntung.
  4. Scrambling di puncak-puncak karst yang tajam dengan kemiringan medan bervariasi mulai dari 30 – 60 derajat
  5. Caving digua-gua vertical yang belum pernah ditelusuri oleh para caver.
Rute Transportasi
Jika anda Warga Negara Asing maka tujuan anda adalah ke kota Jakarta atau Denpasar Bali, atau Bandar udara internasional Makassar, kemudian menuju kota Kendari Sulawesi tenggara. Dan melanjutkan perjalanan menggunakan jalur darat kendaraan umum menuju kota Kabupaten Kolaka selanjutnya menuju Desa terakhir Kabupaten Kolaka Utara.

Jika anda Warga Negara Indonesia tujuan penerbangan anda adalah Bandar udara
internasional Makassar, kemudian menuju Kota Kendari Sulawesi tenggara. Dan melanjutkan
perjalanan menggunakan jalur darat kendaraan umum menuju kota Kabupaten Kolaka selanjutnya menuju desa terakhir atau Base Camp (entry point pendakian), atau langsung menuju bandara Sangia Nibandera (Kolaka)  dari Bandara udara Makassar.


Demikian gambaran tentang pendakian Gunung Mekongga semoga bisa membantu dan dapat menjadi hal yang bermanfaat bagi rencana pendakian anda, dan jadilah pendaki yang bijak mencintai dan menjaga bersama segala bentuk perangkat tentang pengunungan mekongga,  bawalah sampah anda pulang agar tidak mengori gunung yang kita cintai bersama.
Tetap Lestari
FOR MOORE INFORMATION, CONTACT:
MASISWA PECINTA ALAM UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
(Jalan. Pemuda No. 339 Kampus USN Kolaka Sulawesi Tenggara)
Cp. 085 241 679 979 (THUO), 085 241 699 437, 085 656 243 005 (BOLANK), 085 241 302 156 (PACET) 
HIGH LANDER QUALITY PORTER AND GUIDING
·         FLUENT ENGLISH AND FRENCH
·         EKSPERIENCE
·         OUTDOOR MANAGEMENT AND TRAINING
·         SAFETY PROSEDURE

TENTANG PENULIS

Nama                         : Hastu
T. Tanggal Lahir      : Konaweha 12 Oktober 1986
Organisasi                 : Mapala USN Kolaka (T. A 2005)
Email                         : Hastuanwar@Yahoo.co.id
Facebook                   : Hastu Paraja Muda Belantara

Tentang gunung Mekongga penulis terlibat langsung dalam pembuatan dan pemasangan tugu NKRI yang sekarang menjadi ICON Pendakian gunung mekongga tugu ini dibangun pada tahun 2013 bersama dengan team Ekspedisi NKRI 2013 dalam rangka memperingati hari Kebangkitan Nasional.  

Sumber Tulisan 

  • Pengalaman sendiri 
  • Catatan perjalanan Mapala USN Kolaka
  • Cerita Rakyat Mekongga
  • Berbagai sumber dan kelompok

10 komentar:

Unknown mengatakan...

Infonya bermanfaat bangat bang,, jadi pengen berpetualang disana..!!!

Unknown mengatakan...

Bang Izin Share Yah...

Mapala USN Kolaka Sulawesi Tenggara mengatakan...

monggo... ditunggu di tenggara

Anonim mengatakan...

sangat bermamfaat bagi pendaki dari luar . informasi yang lengkap . terimakasih

Unknown mengatakan...

Keren banget

Unknown mengatakan...

Keren banget bro

Unknown mengatakan...

Keren banget bro

Alzena mengatakan...

mantaaappp...

Unknown mengatakan...

Luar biasa kanda

Unknown mengatakan...

Keren kayanya,cuman jauh banget wkwk