Foto Bersama Peserta TWKM XXXI Mapala Perguruan Tinggi Se Indonesia |
Tahun ini, forum komunikasi
pencinta alam se-Indonesia itu dihelat di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Mapala Meratus Universitas Islam
Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin didapuk sebagai tuan rumah. Ada sekitar 280
Mapala se-Indonesia, yakni, dari Aceh hingga Papua yang mengikuti kegiatan ini.
Ada 171 Organisasi
mahasiswa pecinta alam hadir dan siap menembus rimba pegunungan meratus, serta
berdiskusi perihal penyelamatan rimba terakhir Kalimantan, dengan hastag save
meratus. Ketua
Pelaksana TWKM 31, Muhammad Ariffin di sela pembukaan.
Dari TWKM XXXI, Ariffin berharap
Presiden Jokowi membuka mata akan ancaman industri ekstraktif di Pegunungan
Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Ancaman dimaksud, yakni SK Nomor
441.K/30/DJB/2017, tentang penyesuaian tahap kegiatan PKP2B PT. Mantimin Coal
Mining (MCM) menjadi tahap kegiatan operasi produksi oleh Kementerian ESDM.
Lewat TWKM, kata dia, Mapala
se-Indonesia bakal ikut menyuarakan isu penyelamatan Meratus ke level nasional.
Berikut, rekomendasi hasil temu wicara ke kementerian terkait.
Sementara, Sekretaris Badan
Pengembangan SDM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Sudayatna
ikut hadir di TWKM kali ini.
Mewakili pemerintah pusat,
Sudayatna memukul rebana sebagai penanda dibukanya hajatan tahunan komunitas
Mapala tersebut.
Mapala, kata Sudayatna, selama
ini sangat berperan dalam upaya KLHK melestarikan lingkungan hidup. Mulai dari
bersih-bersih di gunung, pantai hingga kawasan perkotaan.
“KHLK menganggap Mapala adalah
kader bangsa untuk upaya menyelamatkan sumber daya alam,” tegasnya.
Baginya, kader-kader Mapala
se-Indonesia kerap memerjuangkan hak hak suara-nya melalui penyampaian aspirasi
lingkungan hidup.
Kritik membangun dari aksi demo
yang disampaikan ke KLHK turut mendorong pemerintah wajib menangani kasus itu.
“Ibu Menteri juga sangat bangga
akan kritik masukan yang sampaikan Mapala. Dari sana KLHK sangat mendukung
kegiatan Mapala,” ujarnya.
KLHK, kata dia, beranggapan
mahasiswa merupakan generasi penerus sebagai akademisi praktisi sekaligus
aktivis lingkungan hidup. Atas dasar tersebut, mereka diharapkan bisa ikut
berperan saat Indonesia jadi negara maju pada 2045.
Meski tak menyinggung langsung
isu Meratus, Sudayatna mengatakan Presiden Jokowi sangat mendukung penuh upaya
pelestarian alam di daerah.
“Pak Jokowi juga Mapala, jadi
Mapala harus aktif sewaktu mahasiswa maupun terjun ke dunia kerja bisa
melestarikan lingkungan,” tuturnya. Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi adalah
salah satu kader Mapala. Lebih tepatnya dari Silvagama, Fakultas Kehutanan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Adapun, TWKM diselenggarakan
dari Senin-Minggu (21-27 Oktober). Pelaksanaan tempatnya berpindah-pindah.
Mengikuti konsep kegiatan. Misalnya Temu Wicara (TW) difokuskan di Kiram Park,
Kabupaten Banjar. Sementara untuk Kenal Medan (KM) dibagi menjadi empat tempat.
Yakni, Gunung Hutan di Puncak Halau Halau, Kabupaten HST. Rock Climbing (RC) di
Batu Laki, Kabupaten Tapin. Susur Goa di Nateh, HST. Dan, kegiatan Lingkungan
Hidup (LH) di Barito Kuala (Batola).
Ketua Mapala Roni satu satunya peserta yang mewakili mapala usn kolaka pada kegiatan tahun ini yang mana sebaiknya semua Divisi kita dapat tampil ambil bagian terutama pada Kegiatan Kenal Medan guna untuk mengikuti perkembangan materi dan peralatan kegiatan Outdor tapi karena saya sendiri secara otomatis bergabung pada kegiatan Temu Wicara untuk acara sidang-sidangnya saja. tutupnya.
Ketua Mapala Roni satu satunya peserta yang mewakili mapala usn kolaka pada kegiatan tahun ini yang mana sebaiknya semua Divisi kita dapat tampil ambil bagian terutama pada Kegiatan Kenal Medan guna untuk mengikuti perkembangan materi dan peralatan kegiatan Outdor tapi karena saya sendiri secara otomatis bergabung pada kegiatan Temu Wicara untuk acara sidang-sidangnya saja. tutupnya.
Sumber : Apahabar.com/Mapala USN
Kolaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar